Sesalku ketika kamu sama sekali tidak menahanku saat aku
akan mengakhiri teleponku. Ku dengar helaan nafas panjangmu seakan ada kata
yang tertahan disebrang sana. Dibalik telepon itu, sesungguhnya aku menyimpan
banyak kata yang tertahan diujung bibirku. Tak ada kata yang keluar dari
bibirmu saat ceritaku menyentuh tentang kehidupanmu. Tak ada lagi kata yang
bisa ku ucapkan bila tak ada sedikitpun respon darimu. Berat rasanya mengakhiri
suaramu. Kau biarkanku hilang dari balik teleponmu walau sesungguhnya hatiku
berharap ada kata kata darimu untuk menahanku. Tapi sepertinya itu hanya
mimpiku saja. Hening,,,,, ketika aku benar benar menutup teleponmu. Tanpa
disadari, ada tetesan yang terjatuh dari balik mataku, mungkin itu wujud dari
kata kataku yang tertahan. Air mata itu,,,, sama sekali tidak bisa ku kontrol.
Mengapa kamu tega mengorbankan perasaanku juga. Ketika aku berani untuk membuka
hati, kamu begitu takut untuk memasukinya. Aku mengerti perasaanmu ketika kamu
sudah benar benar mencintai, lalu tiba tiba dia orang yang kita sayangi
mengahncurkan rasa itu tanpa ampun. Aku pun pernah merasakan itu,,, tapi yang
sampai saat ini aku tidak mengerti kenapa kamu meragukan aku. Apa kau seperti
dirinya,, aku juga sebenarnya mempertanyakan dirimu,, apakah kamu tidak jauh
beda dengan dia yang mengkhianati rasa sayangku yang tulus??? Aneh rasanya
ketika kamu tiba tiba menjauh, mengabaikanku, dan menghilang. Sebenarnya aku
tidak benar benar melupakanmu begitu saja, aku hanya menanti, apakah ada
sedikit niatmu untuk tahu tentang bagaimana kabarku hari ini ! Apakah ada
sedikit rasa khawatirmu untukku. Sepertinya itu benar benar hanya asaku.
Rasanya seperti bulan yang menginginkan matahari untuk mendekatinya.
Loves,
0 komentar:
Posting Komentar